
Dulu kukira tanganku dapat menyentuh langit
Saat coba kugapai, aku baru sadar
Ternyata langit selalu tampak begitu dekat
Namun selamanya tak tersentuh
Itu yang kini kurasakan tentangmu
Selamanya tak tersentuh....
Saat aku membuatmu jatuh cinta padaku, kukira ini akan menjadi sebuah permainan yang menarik. Melihat binar di matamu, melihat pipimu yang merona ketika sengaja kutatap tanpa kedip... Melihat kau tertunduk malu dan kemudian mencuri pandang lagi dengan penuh harap...
Saat itu duniamu seakan menjadi milikku. Aku yang menuangkan warna duniamu. Aku yang melukis gambar duniamu. Duniamu lahir dari sapuan kuasku. Duniamu ada di dalam tangan, hasrat dan kehendakku. Aku dapat membuat duniamu seindah surga dengan bahagia yang tak berakhir. Aku juga dapat meniupkan keresahan, kebimbangan dan sedih di sana. Semua, tentang duniamu adalah milikku.
Saat aku membuatmu jatuh cinta, kupikir akulah pemenangnya. Kupikir setelah kuhisap manis cintamu, aku dapat terbang ke manapun aku suka. Tak melekat. Kupikir setelah waktu berlalu, seperti itu jugalah bayangmu dan namamu akan berlalu. Karena ini cintamu, bukan cintaku. Ini pengorbananmu, bukan pengorbananku. Ini kerelaanmu, bukan kerelaanku.
Tak pernah kukira, cinta yang lahir itu, yang kukira hanya lahir di dirimu, kini mengikat dan menjeratku. Membuat aku terpenjara dan menjadi tawanan atasnya. Membuat aku bukan milikku lagi. Membuat aku bukan diriku lagi... Sungguh, tak pernah kukira cinta itu kemudian tak pernah mau pergi. Tak pernah kukira kini cinta itu melekat kuat padaku. Dan tak pernah kukira, hatiku tak pernah rela mengijinkan manis itu berakhir. Manis itu kini akhirnya menjadi candu jiwaku yang membuatku tenggelam dalam kubangan cinta. Kubangan cintaku untukmu. Bukan cintamu untukku...
Saat aku membuatmu jatuh cinta, tak pernah terlintas olehku kalau aku akan menjadi korban cinta ini juga. Kini aku yang terpesona akan dirimu. Tergila-gila. Terikat. Teracuni. Kubiarkan duniaku jatuh ke tanganmu. Kini kaulah sang pelukis yang melukiskan indah dan suram duniaku. Senyummu menjadi bahagia tak berakhirku. Dan gelengan kepalamu, ketidaksetujuanmu, menjadi derita tak berujungku. Cinta ini menjadi anugerah sekaligus kutukan bagi hidupku. Karena dari seorang penguasa kini aku menjadi seorang tawanan.
Saat aku membuatmu jatuh cinta, aku mengira kau dapat kuraih dan kugapai dengan mudah. Namun kini ketika kau membuatku jatuh cinta, aku baru tersadar. Kau bagai langit di atas sana, kau begitu dekat namun selamanya tak dapat kusentuh. Cinta ini kini membuatku merana...
Photo Link: http://images.google.co.id