
Di suatu masa yang lalu, kau mengisi hatiku. Berada di sana, memporakporandakan suasana hatiku. Meniupkan banyak harap dan bahagia. Namun hanya kosong ketika coba kuraih dan kudekap. Aku terpaku. Kebingungan. Tak mengerti. Tak yakin. Salahkah aku?
Dan kemudian di suatu masa lain yang lalu, kau mengisi pikiran dan anganku. Ketika hanya bayangmu yang tertinggal dengan kenangan yang tak bisa jua lepas. Bukannya semakin mengabur dan akhirnya hilang, malah semakin jelas dan mengikat erat diri dengan rindu yang membuatku tak mampu bernapas. Aku menangis. Berharap. Bertanya. Berdoa. Mencoba mengirimkan pesan rinduku pada angin malam. Akankah kau mendengarnya?
Kini, di sini, saat ini, kau hadir kembali. Utuh, sosokmu, bukan bayangmu saja. Begitu nyata, bisa kuraih. Begitu mudah, tinggal seujung jari. Namun aku pangling. Kau? Kaukah itu? Yang dulu memporakporandakan hatiku? Yang pernah meniupkan bahagia dan harap kosong yang menghadirkan nelangsa? Yang pernah meninggalkan bayangan yang meraja di pikiran dan anganku? Yang aku rindukan selama jutaan detik yang telah berlalu? Mengapa aku serasa tak mengenalimu lagi? Aku bingung. Aku gundah. Aku tak mengerti. Terlalu bodohkah aku?
Dan ketika kau meniupkan harap, menawarkan bahagia untukku, yang dulu begitu kuimpikan, aku tertegun... Bukankah dulu aku pernah merana berharap bahagia itu bisa menjadi milikku? Namun hanya hampa dan bayang tak nyata yang menjadi teman rinduku kala itu. Kini kau tawarkan asa dan bahagia itu, seakan aku masih bisa tersenyum dan bermimpi. Tidakkah kau sadari masa ini bukan milikmu dan milikku lagi? Tidakkah kau sadari semua sudah begitu terlambat untuk bisa jadi nyata?
Kau, selamanya hanya sepotong kisah indah yang telah berakhir.
Kau, selamanya hanya pernah menjadi rindu yang pernah bernapas dalam anganku.
Kau, selamanya tak pernah sungguh bisa menjadi bahagia nyataku.
Karena waktu telah berlari menjauh...
Karena selamanya, waktu tak ingin kembali lagi...
Photo Link:http://images.google.co.id/imglanding?q=too late photo&imgurl