
Aku rindu... Kerinduan ini telah menyusup dan menyebar dengan cepat ke seluruh diriku. Bukan hanya hatiku yang telah tercemari kerinduan itu, tapi juga seluruh sudut pikiranku. Ia telah mengusir semua hal lain dengan garangnya, dan bertahta menjadi raja di sana. Menggantikan wajah dunia hanya dengan sebuah wajah. Wajahnya...
Dan ketika dunia berbicara, yang kulihat hanyalah bibir-bibir bisu yang bergerak. Ruang kepalaku telah dipenuhi gaung suara yang lain. Yang tak pernah mau diam atau hilang. Suara yang selalu mempesonaku di setiap nada yang terdengar. Suaranya...
Bahkan malam-malam lelap dan panjang kini pun bukan milikku lagi. Di sana, ada bayangnya, bergerak, berkata, tertawa... Dan ketika aku terbangun dengan tak rela untuk melepaskan mimpi tentangnya, aku masih tetap belum terjaga juga dari kerinduanku. Terperangkap di sini, dalam bayangnya yang telah menjadi tembok yang memisahkan jiwa dan ragaku dari sang hari. Bahkan kini wajah mentari dan rembulan pun terlihat sama di mataku...
Lalu kumohon pada hati, tolong lepaskan kerinduan ini. Buang jauh dariku. Tak ingin lagi ku dibelenggu olehnya. Jeratnya mulai membuatku sesak dan kehilangan napas hidup. Telah lelah diri ini bermimpi tanpa henti di terang dan gelapnya hari.
Hatiku yang merana berbisik, Mimpi adalah mimpi, Sayang... Selamanya bukan nyata...
Photo Link: www.google.co.id