
Aku ingin suatu hari nanti tak ada lagi pertentangan
Aku ingin suatu hari nanti tak ada lagi perbedaan
Aku ingin suatu hari nanti tak ada lagi kesedihan
Aku ingin suatu hari nanti hanya ada senyum dan bahagia
Adakah hari itu?
Terkadang aku merasa hilang di tengah-tengah hidupku sendiri. Hilang dan tak bisa menemukan diriku sendiri. Mencoba mencari, mencoba menemukan, tapi tak jua terlihat. Kucari lagi, lebih keras, namun yang ada malah rasa putus asa. Di mana-mana terlihat kosong dan hampa...
Tadi, saat aku melihatmu menangis. Sejenak aku seperti melihat cermin diriku di dirimu. Rasa sakit itu, rasa kecewa dan derita itu. Dan ketika dengan cepat kau seka airmatamu, tak ingin terlihat lemah di hadapanku, aku tertegun. Betapa piciknya aku ini tak pernah menyadari topeng ketegaran yang selama ini kau pakai. Bukankah kita semua pernah mengenakan topeng yang sama? Bukankah kita semua seperti dirimu, berusaha tertawa dan tersenyum dengan sisa harapan yang ada?
Aku adalah kau. Kau adalah aku. Karena itukah, sakitmu bisa kurasakan? Karena itukah airmatamu tadi mengiris hatiku yang juga penuh dengan bekas luka ini? Meski kita belum lama saling mengenal. Meski tak ada ikatan darah yang mempertegas kesamaan rasa ini. Ya, tanpa kau dan aku sadari, kita tak pernah terpisah. Terikat pada sebuah benang tipis abadi yang selamanya ada di sana.
Rasanya seperti seorang lemah yang tak berdaya mengubah apa yang tak kuinginkan dan apa yang tak kau inginkan. Membalikkan nyata menjadi sama seperti impian yang kita rajut dengan susah payah. Tiap kali aku coba untuk hembuskan napas pengharapan dari setiap kata yang kutujukan padamu, juga sejuta cinta agar kau tetap kuat dan selamanya tegar. Tapi sesungguhnya, aku takut. Takut bila suatu hari nanti kau tak lagi meletakkan percayamu padamu. Dan bila jalan impian ini terlalu panjang untuk batas kesabaranmu. Bagaimana bila kau terpuruk lagi, selamanya melepas harap dan mimpimu?
Bila saja ada nyanyian hati yang tak pernah berakhir
Bila saja ada bahagia yang tak pernah berubah wajah
Bila saja ada senyum abadi di wajahmu, di wajahku, di wajah kita
Dan bila saja selalu ada cukup cinta untukmu, untukku, untuk kita semua
Sehingga tak ada lagi airmata dan perih yang pernah singgah...
Photo Link:Google