
Andai aku seekor elang, akan kukepakkan sayapku ini sekuat yang aku bisa. Saat amarah menguasai dan membungkam semua kata yang telah berbaris, memaksa untuk mendobrak kebisuan yang memuakkan ini. Biar saja kubawa pergi semua ketidaksetujuanku akan sikapmu. Dan saat aku menggapai angkasa bebas itu, akan kuteriakkan amarahku. Biar dia lepas ditelan udara kosong dan tak bersisa meninggalkan goresan luka di dirimu dan juga di diriku ini. Karena bukan itu yang kumau. Bukan luka di sana atau di sini. Bukan. Aku hanya ingin didengarkan sebagai makhluk yang punya harga diri.
Tapi tidak seperti itu adanya. Aku bukan elang. Tapi seandainya pun aku elang, sayap-sayapku ini telah melemah termakan janji diri. Hanya bisa kutelan semua amarah, meracuni diriku sendiri. Membuatku sesak dan sekarat, tanpa kau sadari. Ataukah selama ini kau mengira diriku sekuat elang, karena sorot mataku tajam tak pernah membiarkan perihku terlihat? Atau karena kedua kakiku yang terlihat kokoh karena selalu kupaksa meredam gemetar yang ada? Atau karena selalu kutegakkan kepalaku meski hatiku remuk redam?
Aku bukan elang. Tapi saat ini aku ingin menjadi seekor elang. Terbang jauh ke dunia antah berantah, di mana tak ada satupun makhluk yang kukenal dan mengenalku. Biar tak ada masa yang mengikuti kepakan sayapku. Biar tak perlu basa dan basi menjadi topeng diri. Biar semua rasa ini bisa terurai dalam sapuan angin. Dan bila aku akhirnya lelah, akan kucari sebuah persinggahan, untuk sejenak berhenti. Sendiri dalam keheningan. Mencoba berteman dengannya dalam kepasrahan bukan keterpaksaan.
Akh... Andai aku seekor elang...
Photo link: google