Rabu, 24 Maret 2010

Waktu


Setiap hari kau di sana
Dan aku selalu menatap ke arahmu
Terkadang aku merasa khawatir saat melihatmu
Terkadang aku merasa seperti dikejar sekelompok anjing
Ayo, lari...
Lari yang lebih kencang...

Terkadang saat menatapmu aku menyesalimu
Merasa kau terlalu serius
Harusnya kau bisa berhenti sejenak
Beri aku sedikit kesempatan untuk bernapas lega
Karena rasanya mulai sesak napasku ini
Selalu harus berpacu dengan dirimu

Aku ingin melupakanmu
Ingin rasanya mematikan dirimu
Atau mungkin sekedar tertawa mengejek dirimu
Sesekali menunjukkan padamu bahwa aku bisa juga tak peduli
Namun itu hanya anganku
Yang tak pernah bisa jadi nyata

Akh!
Aku benci padamu
Kebebasanku ini kini kau rampas
Ataukah aku yang merelakannya padamu?
Dengan iming-iming kesuksesan diri?
Mungkin...
Mungkin dirimu tak pernah lebih berdosa daripadaku
Dan salahmu hanya sebuah pembelaan diriku sendiri

Seandainya aku punya mesin yang mampu menghentikanmu
Atau memutarmu kembali berjalan mundur
Atau memaksamu terbang ke depan
Atau berkompromi denganku sesuai dengan kebutuhan diriku
Akh, seandainya saja...
Pasti aku tak akan pernah merasa kekurangan dirimu...

(* di tengah kerjaan yg gak selesai-selesai...)

Photo Link: http://www.google.co.id/imglanding?q=watch photo&imgurl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

B'day Gift From My Buddy

Conversation With God (Book I Page 59-60)

Apakah rasa takut adalah yg kamu butuhkan utk menjadi, melakukan dan memiliki apa yg pd hakikatnya benar? Haruskah kamu diancam utk "menjadi baik?" Siapa yg berkuasa ttg itu? Siapa yg menentukan pedomannya? Siapa yg membuat aturannya?
Kukatakan hal ini kpdmu: Kamu adalah pembuat aturanmu sendiri. Kamu menentukan pedomannya. Dan kamu memutuskan seberapa baik telah kamu lakukan; seberapa baik sedang kamu lakukan. Karena kamu lah yg memutuskan Siapa & Apa Dirimu Sebenarnya-dan Diri Yg Kamu Cita-citakan. Dan kamu lah satu-satunya yg dapat menilai seberapa baik sedang kamu lakukan.
Tak ada org lain yg akan menghakimimu selamanya, karena mengapa, dan bagaimana Tuhan dapat menghakimi ciptaanNya sendiri dan menyebutnya buruk? Seandainya Aku ingin kamu menjadi dan melakukan segala sesuatu dengan sempurna, Aku pasti telah meninggalkanmu dalam keadaan benar-benar sempurna dari mana kamu datang. Seluruh maksud proses ini adalah agar kamu menemukan dirimu sendiri, menciptakan Dirimu, sebagaimana kamu sebenarnya - dan sebagaimana kamu inginkan sebenarnya. Namun, kamu tak dapat menjadi itu kalau kamu juga tidak memiliki pilihan untuk menjadi sesuatu yg lain.
Karena itu, apakah Aku seharusnya menghukummu karena membuat pilihan yang Aku sendiri telah letakkan di depanmu? Seandainya Aku tak menginginkanmu membuat pilihan kedua, mengapa Aku menciptakan pilihan yg lain daripada yg pertama?
Ini adalah pertanyaan yg harus kamu tanyakan kepada dirimu sendiri sebelum kamu memberi Aku peran sebagai Tuhan yg menghukum.
Jawaban langsung dr pertanyaanmu adalah ya, kamu boleh bertindak semaumu tanpa takut akan pembalasan. Namun, adalah berguna bagimu untuk menyadari konsekuensinya.
Konsekuensi adalah hasil. Akibat alamiah. Ini benar-benar tidak sama dengan pembalasan, atau hukuman. Akibat, sederhana saja. Akibat adalah apa yg berasal dari penerapan alamiah dari hukum alam. Akibat adalah apa yg terjadi, dengan dapat sungguh diprediksi, sebagai konsekuensi dari apa yg telah terjadi.
Semua kehidupan fisik berfungsi menurut hukum alam. Sekali kamu mengingat hukum ini, dan menerapkannya, kamu telah menguasai kehidupan pd tingkat fisik.
Apa yg tampak seperti hukuman bagimu - atau apa yg kamu sebut kejahatan, atau nasib buruk - tak lebih daripada hukum alam yg menyatakan dirinya