
Seingatku, kau tak pernah bilang kau suka padaku. Apalagi cinta. Dan kau tak pernah menceritakan rasamu padaku. Atau menanyakan rasaku padamu. Seakan itu tidak penting. Tak pernah menjadi penting bagimu.
Tapi aku bingung. Bingung akan sikapmu yang selalu lain dari yang lainnya. Bingung akan kata-katamu yang selalu mencoba menggetarkan sukmaku. Bingung dengan semua yang ada pada dirimu, yang kau tujukan padaku. Tak pernah yakin diri ini mengartikan semuanya. Ataukah aku yang terlalu bodoh untuk menangkap pernyataan tanpa katamu?
Aku menunggu. Aku menanti. Dan saat waktu terus bergulir tanpa sebuah pernyataan pasti darimu, perlahan diri ini pun menyangkal semua harapan akan rasa yang sama. Dan aku pun mulai belajar melihat dirimu seperti mereka, sama, tak berbeda, tak harus kuberi rasa istimewa.
Tapi ketika aku telah mampu mengeluarkan bayangmu dari hatiku, kau kembali menebarkan pesona dirimu. Ketika aku berpaling, menganggap semuanya hanya sebuah intermezzo biasa, kau merajuk. Kau pinta aku menatapmu, menjadikanmu pusat duniaku. Hanya kau. Ya, hanya dirimu. Bukan yang lain. Dan tak boleh ada yang lain.
Tunggu... Dengan alasan apa aku harus berikan kebebasan hati ini? Hatiku hanya satu, mengapa harus kuisi dengan sosokmu? Sosok yang tak pernah membuat sebuah pernyataan tegas akan rasa dan hasratmu. Sosok yang seperti asap yang tak pernah mampu kusentuh dan kupegang. Sosok yang terkadang menghilang begitu saja dan kemudian kembali berusaha menyelubungi seluruh diriku tanpa rela memberi sedikit celah pada yang lain.
Bila memang kau suka padaku dan bila memang ada cinta itu di sana, mengapa tak pernah cukup kekuatan dirimu untuk menyatakannya? Tidakkah cinta harusnya memberimu kekuatan? Tidakkah cinta harusnya membahagiakanmu ketika kau mengungkapkan kejujuran akan dirinya? Kecuali bila ini bukan cinta. Kecuali bila kesombongan diri lebih berada di atas cinta itu sendiri.
Bila aku punya cinta, akan kuteriakkan selantang-lantangnya dengan suara yang aku punya. Dan akan kubiarkan seisi dunia tahu. Tak peduli dunia menertawakan atau tak setuju padaku. Karena yang terpenting dari semuanya adalah cintaku ini membuatku bahagia dan bangga akannya. Tapi, hanya bila aku punya cinta...
Jadi, cintakah kau padaku?
Photo Link: http://images.google.co.id/imglanding?q=love photo&imgurl
as usual..your words just melt my heart..I like this, angel.
BalasHapusHahaha... thanks for reading my story :D
BalasHapus