
Ingin rasanya kutuliskan sepucuk surat untukmu, wahai kekasih hatiku. Lama sudah kita tidak bertukar kata. Meski raga bersua, tapi tatap selalu tak berpelukan. Begitupun hati yang kini mulai menolak untuk menyenandungkan nada-nada cinta.
Apa yang salah? Tangan-tangan waktukah yang telah menarikmu jauh dariku? Ataukah harap diri yang terbang terlalu tinggi hingga tak mau lagi kembali di sini? Tak pernah mau menurut lagi, bak seorang bocah yang telah melihat dunia bebas. Tak lagi bahagia bermain dalam pekarangan rumahnya.
Bila saja kubisa buka ikatan keangkuhan diri, ratapan hati akan terdengar. Membelah kebisingan dunia. Menceritakan tentang rindu pada kekasih. Akankah dia kembali, menjadi ksatria yang menolong sang puteri? Ataukah memang dia hanya seorang raja yang begitu mencintai singgasananya?
Bila seluruh telah kuberikan dan tak bersisa lagi, bagaimana kubisa hidup lagi?
Photo Link: http://www.google.co.id
terima kasih rositazh :)
BalasHapus