
Tujuh malam sudah aku duduk di sini. Menanti rembulan menyapaku. Tapi dia tak jua bergeming. Larut dalam bisu. Duniaku pun luruh, sehitam malam...
Kusapa dia dengan cinta yang tersisa. Berharap ada senyum penghiburan lara. Mungkin aku yang tak punya kepekaan. Tuli rasa karena impian yang bersembunyi tak berani menampakkan wajahnya.
Sepi kini menjadi teman tak tampak. Menyatu dalam aliran darah, hidup dalam napas. Bergembira di sana, dalam denyut kehidupan. Senyumnya adalah dukaku. Bahagianya adalah tangisku.
Kerlip cahaya memanggil di kegelapan. Aku terpukau, lupa akan lara. Dan sepi menampakkan wajah tak ramah, tak lagi cinta pada napas dan darahku. Dan dia pun pergi begitu saja, tak sudi lagi menawan diri.
Bintang tersenyum, kirimkan salam dan kalungkan cahaya. Membelai hati, menidurkan lara. Impian mengintip, menampakkan wajahnya untuk pertama kalinya. Begitu cantik berkilau tanpa riasan.
Dan kucium bintang, lupakan rembulan. Sejenak saja, ingin memeluk bahagia di malam ini. Esok? Aku tak tahu. Aku tak peduli...
Photo Link: http://www.google.co.id
hm...
BalasHapus*senyum2 penuh makna*