Rabu, 18 Mei 2011

Masih...

Saat kekosongan itu menjadi kebisuan yang panjang, tiba-tiba aku seakan dibangunkan dari mimpi yang tak berjudul. Dan terduduk aku di sana, di ranjangku yang dingin. Menatap ke sekeliling dengan rasa asing, tak bisa mengingat di manakah aku sekarang ini? Apa yang terjadi padaku? Apa yang terjadi pada hidupku?

Bak kilatan petir yang menghilang dalam satu kedipan mata. Ketika kubuka kembali mataku semua telah lenyap tak bersisa. Hanya tinggal bayang yang semakin menipis dan menjauh. Dan ketika ingin kugapai dengan tangan ini, mengapa tak mampu kuulurkan tangan ini?

Kukatakan ingin kutinggalkan pintu yang tertutup itu. Kutiupkan asa ke hatiku, akan selalu ada pintu lain yang terbuka dengan cahaya terang menerangi. Kukuatkan langkah yang gemetar dengan berjalan lebih cepat dan tak menoleh ke belakang lagi. Kutulikan telingaku, mencoba membisukan duniaku ini. Sesulit inikah Tuhan hidup untukku?

Dan ketika kekosongan itu kembali datang, setelah membawa lari semua, aku terbaring diam masih di ranjang yang sama, ranjangku yang dingin. Aku hanya ingin menangis...

Http://www.google.co.id

1 komentar:

B'day Gift From My Buddy

Conversation With God (Book I Page 59-60)

Apakah rasa takut adalah yg kamu butuhkan utk menjadi, melakukan dan memiliki apa yg pd hakikatnya benar? Haruskah kamu diancam utk "menjadi baik?" Siapa yg berkuasa ttg itu? Siapa yg menentukan pedomannya? Siapa yg membuat aturannya?
Kukatakan hal ini kpdmu: Kamu adalah pembuat aturanmu sendiri. Kamu menentukan pedomannya. Dan kamu memutuskan seberapa baik telah kamu lakukan; seberapa baik sedang kamu lakukan. Karena kamu lah yg memutuskan Siapa & Apa Dirimu Sebenarnya-dan Diri Yg Kamu Cita-citakan. Dan kamu lah satu-satunya yg dapat menilai seberapa baik sedang kamu lakukan.
Tak ada org lain yg akan menghakimimu selamanya, karena mengapa, dan bagaimana Tuhan dapat menghakimi ciptaanNya sendiri dan menyebutnya buruk? Seandainya Aku ingin kamu menjadi dan melakukan segala sesuatu dengan sempurna, Aku pasti telah meninggalkanmu dalam keadaan benar-benar sempurna dari mana kamu datang. Seluruh maksud proses ini adalah agar kamu menemukan dirimu sendiri, menciptakan Dirimu, sebagaimana kamu sebenarnya - dan sebagaimana kamu inginkan sebenarnya. Namun, kamu tak dapat menjadi itu kalau kamu juga tidak memiliki pilihan untuk menjadi sesuatu yg lain.
Karena itu, apakah Aku seharusnya menghukummu karena membuat pilihan yang Aku sendiri telah letakkan di depanmu? Seandainya Aku tak menginginkanmu membuat pilihan kedua, mengapa Aku menciptakan pilihan yg lain daripada yg pertama?
Ini adalah pertanyaan yg harus kamu tanyakan kepada dirimu sendiri sebelum kamu memberi Aku peran sebagai Tuhan yg menghukum.
Jawaban langsung dr pertanyaanmu adalah ya, kamu boleh bertindak semaumu tanpa takut akan pembalasan. Namun, adalah berguna bagimu untuk menyadari konsekuensinya.
Konsekuensi adalah hasil. Akibat alamiah. Ini benar-benar tidak sama dengan pembalasan, atau hukuman. Akibat, sederhana saja. Akibat adalah apa yg berasal dari penerapan alamiah dari hukum alam. Akibat adalah apa yg terjadi, dengan dapat sungguh diprediksi, sebagai konsekuensi dari apa yg telah terjadi.
Semua kehidupan fisik berfungsi menurut hukum alam. Sekali kamu mengingat hukum ini, dan menerapkannya, kamu telah menguasai kehidupan pd tingkat fisik.
Apa yg tampak seperti hukuman bagimu - atau apa yg kamu sebut kejahatan, atau nasib buruk - tak lebih daripada hukum alam yg menyatakan dirinya