Selasa, 16 Juni 2009

The Angels‏...



Seorang teman baru saja menyinggung soal City of Angels... Aneh... Tadi malam aku baru berpikir soal angels... Tampaknya di dunia ini memang ada frekuensi pikiran yang memancarkan getaran ke mana-mana...

Aku terpikir soal Angels, not my name or me... But it's really about angels (malaikat-malaikat).

Seorang teman pernah bercerita padaku tentang malaikat Tuhan yang ada di atas sana. Gabriel, Michael, Rafael dan Lucifer. Cerita yang luar biasa, yang aku pun tak tahu akan kebenaran sejarahnya. Tapi, siapa yang benar-benar tahu? Bukankah banyak bagian sejarah yang tidak memiliki bukti nyata? Dan lagi bukankah iman itu percaya tanpa perlu melihat?

Sosok berjubah putih, berwajah manis, bersayap lembut, dengan lingkaran suci berwarna emas di atas kepala, selalu bercahaya... Gambaran yang sangat memukau. Seandainya saja kita bisa melihatnya dalam kenyataan. Dalam hidup yang terlalu nyata ini. Dengan mata manusiaku yang biasa ini...

Tapi belakangan ini aku baru tersadar, ada banyak malaikat mengelilingiku. Bukan karena aku mulai memiliki mata gaib hingga bisa melihat yang tak dapat dilihat manusia lain. Atau juga karena aku memiliki indra keenam merasakan kehadiran mereka. Tidak... Aku melihat mereka begitu nyata. Dalam wujud yang sempurna. Hanya saja wujud itu berbeda dengan wujud yang ada dalam angan-anganku tentang malaikat. Tak ada jubah putih, tak ada sayap berbulu lembut, tak ada lingkaran suci di kepala... Bahkan harusnya tubuh mereka tidak mengeluarkan cahaya. Tapi aku bisa merasakan cahaya dari mereka. Cahaya yang menerangi langkahku...

Ketika aku jatuh terpuruk dalam lubang, ada malaikat yang datang memapahku. Memberiku senyuman yang menguatkan dan menyemangatiku untuk bangkit dan berjalan lagi. Ketika aku merasa seorang diri di dunia ini, kehilangan cinta dan merasa seakan-akan semua meninggalkanku, ada malaikat yang datang, duduk di sampingku, menegurku dengan salam hangatnya, berbagi rasa denganku dan membagikan cinta yang dimilikinya. Ketika aku berjalan tanpa arah, tak juga menemukan pintu yang terbuka, ada malaikat yang datang menuntunku, mengarahkan cahayanya ke arah yang seharusnya aku tuju, hingga aku tidak lagi berjalan dalam kegelapan dan kebingungan. Dan ketika aku berhasil mencapai sesuatu dalam hidup ini, mereka datang memberikan tepukan dan penghargaan untukku...

My Angels...

Mereka semua ada di sekitarku, berada di antara orang-orang di dunia ini. Kadang aku melupakan kehadiran mereka. Tapi mereka selalu berada di sana dan muncul di saat aku membutuhkan mereka. Bahkan kadang ketika aku tidak mengenali mereka, mereka tetap mengulurkan tangan dan memberikan senyuman yang terindah. Sering, ketika kusambut uluran tangan itu barulah aku mengenali mereka kembali, mengenali malaikat-malaikatku...

Mereka datang dan pergi tanpa tanda apapun. Pernah di saat aku berada sendiri di sebuah tempat yang asing, tak tahu harus kemana berteduh, seorang malaikat yang tak kukenal datang, mengajakku ikut dengannya dan menyediakan sebuah tempat untuk aku beristirahat. Dan setelah itu, ia pun menghilang. Aku bahkan tak pernah sempat berterima kasih padanya. Namun kenangan itu selalu mengikutiku. Kenangan yang selalu membuatku merasa berharga dan dicintai.

Ya, mereka tak memiliki sosok seindah malaikat dalam khayalanku. Bahkan mereka terlalu biasa, sama seperti aku dalam tubuh manusia ini. Karena itulah aku sering tidak menyadari kehadiran mereka. Tapi mereka selalu ada di sekelilingku, selalu menjagaku. Malaikat-malaikat yang berganti rupa setiap waktu. Ada yang pergi namun selalu ada yang baru, datang menggantikan yang pergi. Ada wajah-wajah lama yang begitu familar, tapi ada juga wajah-wajah baru yang asing. Tapi kesamaan dari mereka semua, mereka selalu membagikan cahaya dan cinta.

Hati yang besar dan penuh cinta yang membuat mereka jadi malaikat.

For my angels... thank you...

Photo link:http://s140.photobucket.com/albums/r29/mccurleyq/?action=view&current=Fallen_by_cosmosue.jpg

3 komentar:

  1. Angels

    You've always been there for me,
    Though your face I cannot see.
    I feel you by my side,
    And I never have to hide.
    Your wings have brought me shelter,
    Kept me safe from stormy weather.
    You're like a whisper in my heart,
    That I know will never part.
    I know I'll never walk alone,
    I have an Angel of my own.
    One to gently hold my hand,
    Just to help me understand.
    One to guide me along my way,
    Just to love me everyday.
    I feel so very special,
    To have a Guardian Angel!

    BalasHapus
  2. when i feel alone in the night,
    fear of darkness i look above
    and i know that i'll always be blessed of love.
    in the arms of angel i find comfort
    all the weaks and pain will disappear
    cause angel give me protection
    and a lot of love
    dear my angel you always beside me
    all the time for all my life

    BalasHapus
  3. I just know that angels can wrote poem too :-)

    BalasHapus

B'day Gift From My Buddy

Conversation With God (Book I Page 59-60)

Apakah rasa takut adalah yg kamu butuhkan utk menjadi, melakukan dan memiliki apa yg pd hakikatnya benar? Haruskah kamu diancam utk "menjadi baik?" Siapa yg berkuasa ttg itu? Siapa yg menentukan pedomannya? Siapa yg membuat aturannya?
Kukatakan hal ini kpdmu: Kamu adalah pembuat aturanmu sendiri. Kamu menentukan pedomannya. Dan kamu memutuskan seberapa baik telah kamu lakukan; seberapa baik sedang kamu lakukan. Karena kamu lah yg memutuskan Siapa & Apa Dirimu Sebenarnya-dan Diri Yg Kamu Cita-citakan. Dan kamu lah satu-satunya yg dapat menilai seberapa baik sedang kamu lakukan.
Tak ada org lain yg akan menghakimimu selamanya, karena mengapa, dan bagaimana Tuhan dapat menghakimi ciptaanNya sendiri dan menyebutnya buruk? Seandainya Aku ingin kamu menjadi dan melakukan segala sesuatu dengan sempurna, Aku pasti telah meninggalkanmu dalam keadaan benar-benar sempurna dari mana kamu datang. Seluruh maksud proses ini adalah agar kamu menemukan dirimu sendiri, menciptakan Dirimu, sebagaimana kamu sebenarnya - dan sebagaimana kamu inginkan sebenarnya. Namun, kamu tak dapat menjadi itu kalau kamu juga tidak memiliki pilihan untuk menjadi sesuatu yg lain.
Karena itu, apakah Aku seharusnya menghukummu karena membuat pilihan yang Aku sendiri telah letakkan di depanmu? Seandainya Aku tak menginginkanmu membuat pilihan kedua, mengapa Aku menciptakan pilihan yg lain daripada yg pertama?
Ini adalah pertanyaan yg harus kamu tanyakan kepada dirimu sendiri sebelum kamu memberi Aku peran sebagai Tuhan yg menghukum.
Jawaban langsung dr pertanyaanmu adalah ya, kamu boleh bertindak semaumu tanpa takut akan pembalasan. Namun, adalah berguna bagimu untuk menyadari konsekuensinya.
Konsekuensi adalah hasil. Akibat alamiah. Ini benar-benar tidak sama dengan pembalasan, atau hukuman. Akibat, sederhana saja. Akibat adalah apa yg berasal dari penerapan alamiah dari hukum alam. Akibat adalah apa yg terjadi, dengan dapat sungguh diprediksi, sebagai konsekuensi dari apa yg telah terjadi.
Semua kehidupan fisik berfungsi menurut hukum alam. Sekali kamu mengingat hukum ini, dan menerapkannya, kamu telah menguasai kehidupan pd tingkat fisik.
Apa yg tampak seperti hukuman bagimu - atau apa yg kamu sebut kejahatan, atau nasib buruk - tak lebih daripada hukum alam yg menyatakan dirinya