
Aku tengah menghitung, berapa hari telah kulewatkan tanpa bahagia? Seminggu? Dua minggu? Atau bahkan sebulan? Sepertinya lebih... Karena rasanya telah begitu lama. Terlalu lama dalam rasa yang sama ini. Rasa tak bahagia ini...
Pagi tadi, membaca sebuah tulisan seseorang, tulisan yang menamparku dengan keras. Aku kembali diingatkan bahwa bahagiaku bukan di tangan siapa-siapa. Bahagiaku selamanya ada di tanganku sendiri, menjadi milikku sendiri. Aku lupa itu... Lupa akan kemampuanku untuk berbahagia, karena aku meletakkan bahagiaku pada sebuah titik. Dan selama ini aku terus menatap ke arah titik itu. Menunggu. Menunggu titik itu berubah menjadi cahaya. Tapi waktu terus berlalu, menggoyahkan imanku, juga menyapu semua rasa bahagiaku.
Dalam detik-detik yang kulewati aku terus berharap, walau harapan itu terus semakin menipis. Aku isi kembali dengan harap yang baru, yang menguras seluruh kekuatan jiwa. Sekarang, aku berdiri di sini, menatap titik itu masih tetap di sana. Tak bercahaya. Masih segelap dulu. Haruskah terus kutunggu? Tapi aku rasanya tak punya kekuatan lagi...
Rasanya begitu ingin menangis. Ketika harapan tak juga berujung. Ketika jiwaku terus berteriak memberontak, tak ingin lagi menatap titik yang sama. Namun mataku masih tertuju di sana, dengan sisa-sisa harapan yang semakin melukai jiwa. Masih begitu keras kepala. Masih juga terus berkata pada hatiku, masih ada harapan, jangan menyerah...
Tapi aku lelah. Aku lelah dengan ketidakbahagiaan ini. Aku rindu hari-hariku yang dulu, ketika semua terlihat indah dan begitu ringan. Ketika titik itu belum jadi fokus mata dan jiwaku. Ketika aku belum menaruh seluruh bahagiaku di sana. Aku benar-benar rindu bahagiaku...
Dan di sinilah aku kini. Dengan keputusan yang telah bulat. Aku tak ingin melanjutkan perjuangan ini lagi. Aku ingin berhenti. Menghentikan semua harap dan fokus pada titik itu. Cukup sudah.
Terkadang, ketika pikiran telah mengangguk setuju, hati masih juga menangis...
Ya, airmataku masih menetes saat kuputuskan ini. Namun ini tangisan sedihku yang terakhir untuk itu. Karena esok, aku akan mulai hidup yang baru. Dan titik itu tak akan pernah lagi merampas perhatianku. Karena bagaimanapun juga, aku harus meraih kembali bahagiaku...
angel, aku baru kali ini mampir di blog kamu hehehe... kirain kamu hanya posting di blog yuk nulis doang. keep writing ya :) and keep happy :)
BalasHapusThx fem...:-) Blog-nya masih simple... kagak ngeti bikin yg bagus...hihihi
BalasHapus